Langsung ke konten utama

Unggulan

Tips Memilih Konsultan SEO

Optimasi mesin telusur sering kali mengenai modifikasi kecil pada bagian situs web Anda. Bila dilihat secara terpisah, perubahan ini mungkin tampak seperti perbaikan bertahap, tetapi saat digabungkan dengan pengoptimalan lainnya, mungkin ada dampak nyata pada pengalaman pengguna dan kinerja pada hasil penelusuran oganik situs Anda. Anda kemungkinan sudah akrab dengan kebanyakan topik pada panduan ini, karena topik tersebut merupakan bahan penting untuk semua laman web, tetapi Anda mungkin belum menggunakannya secara optimal. Dalam melakukan optimasi SEO Anda mungkin perlu menyewa jasa Konsultan SEO untuk bisnis Anda, namun apa jaminannya situs Anda akan naik peringkatnya? Berikut ini ada ebook yang disadur dari pondokjeruk.com tentang memilih Pakar SEO . Jika ebook diatas tidak muncul, silahkan kunjungi https://e.issuu.com/embed.html#31738028/55449133 Anda juga dapat menonton video tentang SEO ini di: https://youtu.be/piSvFxV_M04 . Yang perlu diperhatikan meskipun Anda s

Ucapan Kontroversial Gus Dur Di Buku - GUS DUR,... Asyik Gitu Loh

GUS DUR,... Asyik Gitu Loh Gusdur telah berpulang, tapi kenangan beliau akan diingat sepanjang jaman. Tokoh nyentrik yang penuh kontroversi, tapi diakui sebagai salah satu Bapak Bangsa Indonesia.

Kali ini menuliskan tentang ucapan dan kata-kata Gus Dur yang dilontarkan ke publik yang menjadi kontroversi serta lucu yang dibahas dalam buku GUS DUR,... Asyik Gitu Loh. Bisa dibilang artikel ini adalah resensi buku GUS DUR,... Asyik Gitu Loh singkat.

Saya hanya menuliskan ucapan-ucapan beliau yang lucu dan penuh kontroversi saja, jadi bukan menuliskan resensi buku GUS DUR,... Asyik Gitu Loh secara umum.

Judul Buku: GUS DUR,... Asyik Gitu Loh
Penulis: Maia Rosyida
Penerbit: The Wahid Institute
Tahun: September 2007
Tebal dan ukuran: viii+100 hlm, 14 x 21 cm

Punya agama tapi nggak mau keberagaman. Jelas ini adalah contoh satu umat yang nggak layak dibilang Islam. Karna percuma juga kalo kita nggak ngerti keberagaman dunia dan seisinya. Ilmu masalah semesta yang udah kita dapet nggak bakalan ada manfaatnya, jika kita cuman tau tentang satu hal…” (hlm.86). Bahwa masalah diskriminasi keturunan sampai kapan pun nggak akan bisa bikin bangsa ini bersatu (hlm.69).

Ketika Inul Daratista, penyanyi dangdut yang terkenal dengan goyang “ngebor”-nya dihujat oleh berbagai pihak dan dianggap haram (meskipun sebenarnya lebih banyak disukai masyarakat umumnya), Gus Dur justru membelanya, sebagaimana Rasulullah tidak perlu memaksa pakai kekerasan ketika mendidik umatnya yang awam. Apa kata Gus Dur tentang Inul? “Lha wong lagi cari makan, mbok biarin. Itu haknya dia.” (hlm.38).

Begitulah cara Gus Dur memberikan cara pendekatan yang sejuk dengan canda intelektualnya, sebagaimana juga ketegangan yang terjadi antara group band DEWA (Dhani) dengan kelompok yang menamakan Front Pembela Islam (FPI). Gus Dur sekali lagi tampil sebagai penyeimbang dan memberikan contoh yang santun dalam meluruskan sesuatu yang dianggap masalah.

GUS DUR,... Asyik Gitu LohGus Dur memang harus berjuang menghadapi orang-orang yang mau menangnya sendiri, karena terjebak dengan keyakinan yang menganggap paling benar sendiri. Ia tidak setuju bila negara ini di-arabisasikan. Apalagi ketika ada usulan untuk peraturan yang mewajibkan hukuman mati bagi orang Islam yang keluar dari agamanya (murtad). Ini hanya mengotori nama Islam saja. Lafadz “La ikraha fi al-din” sudah banyak yang melupakannya(hlm.43). Berhasil membuat orang takut dan terkekang dengan atas nama ‘kebaikan Islam’ adalah sesat.

Kontroversi yang paling ramai hingga melibatkan protes dari lima ratus ulama Indonesia adalah ketika Gus Dur mengatakan bahwa ‘Al-Qur’an sebagai kitab suci paling porno sedunia’. Dan Gus Dur seperti biasa melihat dan membiarkan respon itu untuk sementara waktu. Kemudian ketika suasana sudah sejuk, Gus Dur mengatakan “Al-Qur’an kitab suci paling porno. Ya kan bener di dalamnya ada kalimat menyusui. Berarti mengeluarkan tetek. Ya udah, cabul kan?”

Ketika ramai-ramai orang berteriak: “musnahkan pornoaksi dan pornografi di negeri ini karena tidak sesuai dengan syariat Islam”, Gus Dur memberikan contoh tentang Kitab Raudlatul Mu’aththar untuk meluruskan pengertian dari kata porno itu sendiri yang sudah keliru dipahami orang-orang itu. “Anda tahu, Kitab Raudlatul Mu’aththar (the perfumed Garden, kebun wewangian)? Itu merupakan kitab Bahasa Arab yang isinya tata cara bersetubuh dengan 189 gaya, ha-ha-ha…Kalau gitu, kitab itu cabul dong?”

Intinya, bahwa Al-Qur’an, Kitab Raudlatul Mu’aththar atau pun Inul yang sedang menyanyi dan berjoget ria bila dibaca dan dilihat dalam perpektif ngeres ya hasilnya pasti cabul bin porno.

Dan bagaimana Gus Dur menjawab pertanyaan tentang hukum orang Islam yang mengucapkan selamat pada hari perayaan Natal? Kata Gus Dur: “Kita jangan cuman mengucapkan selamat. Baiknya kita ikut merayakan. Lha kan Natal itu Mauludnya Nabi Isa.” Cob baca Al-Qur’an pada Surat Maryam yang banyak penjelasan tentang kelahiran Al-Masih dan peristiwa Natal. Dan do’a Nabi Isa sewaktu bayi membuktikan bahwa keagungan Allah menjadikan Nabi Isa bisa terlahirkan tanpa seorang ayah: “Salam sejahtera (semoga) dilimpahkan kepadaku pada hari kelahiranku, hari wafatku dan pada hari ketika aku dibangkitkan hidup kembali.” (hlm.62).

Ketika Gus Dur di Pesantren Tegalrejo: “Semua presiden itu KKN kok. Persiden pertama Kanan Kiri Normal. Presiden kedua Kanan Kiri Nyolong. Presiden ketiga Kecil-Kecil Nekat. Dan presiden keempat, saya sendiri juga diem-diem KKN, alias Kiri Kanan Nuntun.

Saat pidato di Jerman dimana hadir juga mantan presiden RI B.J. Habibie: “Pak Karno itu presiden yang negarawan, pak Harto hartawan, pak Habibie ilmuwan, sedangkan saya sendiri wisatawan.” (hlm.73).

Ketika konflik di Ambon terjadi dan Gus Dur tidak setuju dengan orang-orang yang ke Ambon bawa senjata dan niatnya berkelahi tapi atas nama jihad. “Mau jihad kek, mau jahit kek. Pokoknya kalau ada yang bawa senjata ke Ambon, musti segera ditangkep,” tegas Gus Dur (hlm.96). Dan “Tuhan itu tidak perlu dibela.”

Masih banyak hal-hal yang menarik dalam buku ini. Semua tentang Gus Dur dan kehidupan kita dalam konteks bernegara dan bermasyarakat.

Komentar

Postingan Populer